Senin, 01 Oktober 2012

First “second”



sepi menyuat membentangi mimpi
benih suci pembawa cinta terhempas
bunga mawar berwarna merah
kau tapaki batangnya walau bergerigi

mungkin mawar itu bukan milikmu
walau ku tau kau pasti menyiraminya
bunga indah tersembunyi di tengah jalan
hingga tetangga mencabut dan mengambilnya

bukan plin-plan, baginya mungkin kau hilang
tersesat kehentakan sang penerkam pemakan bayang-bayang

tetangga yang melayukannya, kau terkurung dalam bayang gelapnya
tak mampu bersanding berebut, kau relakan kepergiaannya
hati yang terkubur dalam kubur batu, begitu dalam terasa begitu sesak

dia yang menjadi awal tulisanmu, kau rajut semua tentangnya, penganti rasa rindumu

“tak ada kata yang pantas selain bersabar dan selalu berusa
Tuhan pasti memberikan yang terbaik”