sabtu, 12 mei 2012
hari ini terlihat seperti hari biasa, pagi menjelang, sinar
surya mencoba membangunkan lelap indahku, walau ku coba menarik selimut putih
kesanyanganku yang kubawa dari tempat kebanggaanku. hari itu aku seperti tidak ingin
melakukan suatu apapun. walaupun dalam selimut, masih kurasa cahaya kuning itu
berusaha membujukku lepas dari selimut itu. berusaha melawan rasa malasku, aku
teringat akan janjiku kemarin, memberikan gadis hitamku (cleo namanya) makanan
yang bergizi hehehehe. ku coba
membersihkan diriku,mencoba membuat diriku lebih enak dipandang. rasanya malu
jika ada lawan jenis yang datang mendekat dan berbincang denganku, hahahaha.
mencoba mengerenkan diri karena kemarin diriku sadar ada
teman wanita cantik, anak matematika (wkwkwkwkwk, asoooyyyy modus banget ^^).
aku membeli pencuci muka dan penyegar agar mulus kelihatan (hahahaha), setelah
dari supermarket, ku langkahkan kakiku membeli sarapan yang dibarengi makan
siang itu. sampai di tempat kediaman kosku, kubersihkan piring dan gelasku yang
kotor, kemudian kumakan dengan lahap makanan tersebut bersama dengan cleo sang
buah hati yang berpulang ke ruman BAPA
tanggal 6 juni kemarin (RIP my beloved cleo …….T.T…….).
sesudah makan, kulihat diriku d cermin sambil melebarkan
senyum, “huftttt sudah saatnya ke poli nih ngecek gigi, hahaha” pikirku.
tersiat di pikiranku untuk meminta bantuan purwoto, sahabat ontakku. tapi
rasanya malu untuk melakukannya. dengan tas punggung dan alas kaki milik teman
kosku, aku berangkat. sekitar jam 2 siang aku sampai d poliklinik, ruang
tersebut kosong, huhhhfff untunglah tidak jadi tidak perlu antree, hahahaha. ku
berikan KTM ku lalu petugasnya mencatat ini dan itunya, dan kemudian memintaku
duduk sejenak. Setelah beberapa menit namaku di panggil, kusiapkan diriku
menuju ruang periksa, “maaf, ini bukan ruang periksa gigi, disebelah sana mas”
kata wanita yang melihatku kendak masuk ruang periksa untuk orang sakit, “ohh,
maaf mbak tak kiraiin dsini ruangannya” kataku tersipu malu, hahahaha.
“silahkan duduk” kata dokter “kenapa giginya ?” sambungnya,
“gini dok, mau periksa gigi” kataku pelan. “ohh, mari saya liat”, sang dokter
mengambil peralatan gigi dan memeriksanya “ohh, ini ada yang berlubang dek, mmm
pernah sakit ga ?”, “mmm seingatku kayaknya pernah dok, bisa di tambal tidak
?”, “sepertinya tidak, ini harus dicabut” kata dokter. Aku terdiam, dia menulis
beberapa kaliamat “ini saya kasih resep, di makan ya ??, kalau sudah habis
datang kesini baru di cabut. untuk itu siapkan hatinya ya dek, soalnya jujur
ini gigi geraham belakang, rahang atas lagi, ini sakiiiiiiiiiiiiit sekali kalau
di cabut, jadi siapkan hatinya ya dekk” katanya sambil tersenyum. jennggggggggggggg APAAAAAAAA ??? siapkan hati ?? what the
heaven ????? sejak kapan dokter gigi katakan SIAPKAN HATI ??????
WHHHAAAAATTTTT?? OOMMMMGGGG, rasanya pengen keluar dan tak pernah datang lagi
ke poliklinik.
dalam jalan pulangku aku selalu memikirkan “siapkan hati”
itu, bagaimana caranya mau siapkan hati
??. awalnya hanya periksa gigi dan siapkan hati ??, apa-apan itu ??, kalau aku
sakit, minum obat pahit, tak pernah di bilangi siapkan hati, haaaahh ontakk !!.
sampai di kosan, kuusap cleo sambil menceritakan kejadian itu, cleopun tidak
mencicit, entah apa katanya tapi aku mengartikan “jangan makan obat itu,apalagi
mau d cabut” dan aku membenarkannya, hehehehe. sampai sekarang hatiku belum
siap, dan obat itu tak pernah ku makan, kini satu-satunya harapanku adalah
sikat gigi, sering-sering ku sikat biar gak sakit dan lobangnya tidak menular
ke yang lain hahahahaha.