sepi menyuat membentangi mimpi
benih suci pembawa cinta terhempas
bunga mawar berwarna merah
kau tapaki batangnya walau bergerigi
mungkin mawar itu bukan milikmu
walau ku tau kau pasti menyiraminya
bunga indah tersembunyi di tengah jalan
hingga tetangga mencabut dan mengambilnya
bukan plin-plan, baginya mungkin kau hilang
tersesat kehentakan sang penerkam pemakan bayang-bayang
tetangga yang melayukannya, kau terkurung dalam bayang
gelapnya
tak mampu bersanding berebut, kau relakan kepergiaannya
hati yang terkubur dalam kubur batu, begitu dalam terasa
begitu sesak
dia yang menjadi awal tulisanmu, kau rajut semua tentangnya,
penganti rasa rindumu
“tak ada kata yang
pantas selain bersabar dan selalu berusa
Tuhan pasti
memberikan yang terbaik”